Landasan Teoritis Multimedia Pembelajaran

       Pada zaman sekarang, media merupakan sesuatu yang seharusnya selalu ada dalam pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya saat ini. Siswa dituntut untuk bisa menyesuaikan cara belajarnya dengan perkembangan teknologi saat ini.
Dalam penggunaan media pembelajaran itu sendiri terdapat landasan yang ada 4 faktor yang menjadi landasan dalam penggunaan media pembelajaran itu sendiri.
     Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
1.   Landasan Filosofis
      Daryanto (2010:12) memaparkan landasan filosofis penggunaan media pembelajaran yaitu bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
      Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan media pembelajaran untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain siswa sangat dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
2.  Landasan Psikologis
      Belajar adalah proses yang kompleks dan unik; artinya, sesorang yang belajar melibatkan segala aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental. Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan nampak dari perilaku belajar orang itu. Perilaku belajar yang nampak adalah unik; artinya perilaku itu hanya terjadi pada orang itu dan tidak pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar yang berbeda.
      Keunikan perilaku belajar ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik yang menentukan perilaku belajar, seperti: gaya belajar (visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field dependent ), bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan intelektual, dan lainnya yang bisa diacukan pada karakteristik individual siswa. Perilaku belajar siswa yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang bertanggungjawab untuk menangani masalah ini adalah strategi penyampaian pembelajaran, lebih khususlagi media pembelajaran. Strategi (media) pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individual siswa. Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada setiap siswa sesuai dengan karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang memiliki gaya belajar visual harus mendapatkan rangsangan belajar visual, seperti halnya siswa yang memiliki gaya auditif harus mendapatkan rangsangan belajar auditif.
      Landasan psikologis sangat penting diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, karena persepsi siswa juga sangat mempengaruhi dalam menentukan hasil belajar. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi, hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Landasan psikologis perlu diperhatikan karena dengan pemilihan media yang tepat dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan objek yang diamatinya selain itu media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman siswa. 

3.  Landasan teknologis
    Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadisistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
4.  Landasan Empiris
      Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
5.  Landasan Historis 
           Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran ialah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui latar belakang sejarah penggunaan konsep media pembelajaran marilah kita ikuti penjelasan berikut ini. 
      Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya konsepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923.Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa. 
        Kemudian kosep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman siswa melalui mata dan telinga. Pemanfaat-an konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale.
     Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut “audio visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi dalam pembelajaran, penekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komunikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (peserta didik).  
Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekanan kepada proses komunikasi yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi konsepsi audio visual berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem, disaign sistem pembelajaran dan teori belajar dalam kegiatan pembelajaran
          Perkembangan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952 dengan munculnya konsepsi “instructional materials” yang secara kosepsional tidak banyak berbeda dengan konsepsi sebelumnya.  
Karena pada intinya konsepsi ini ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan sistem dalam merencanakan dan mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah  merupakan variasi penggunaan penggunaan konsepsi “intruksional materials” adalah “teaching learning materials” dan “learning resources”.
       Dalam tahun 1952 ini juga telah digunakan istilah “educational media” dan “instructional media”, yang sebenarnya secara konsepsional tidak mengalami perubahan dari konsepsi sebelumnya, karena di sini dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang ditimbulkan dengan penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan konsepsi ini terjadi sekitar tahun 1960-an. 
Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori komunikasi, pengembangan sistem pembelajaran, dan pengaruh psikologi Behaviorisme, maka muncullah konsep “educational technology” dan atau “instructional technology” di mana media pendidikan atau media pembelajaran merupakan bagian dari padanya.  

Berdasarkan artikel di atas, terdapat beberapa masalah yang harus kita cari jawabannya bersama sama, yaitu: 
1.  Setelah kita mengetahui beberapa landasan yang digunakan dalam pembuatan dan penggunaan sebuah media pembelajaran, apakah dalam sebuah media harus mengacu kepada kelima landasan tersebut? Bagaimana jika sebuah media hanya mengacu pada satu landasan saja, apakah media tersebut dapat dikatakan sebagai media yang baik dan efektif?
Diharapkan pembaca dapat mendiskusikan permasalahan tersebut dengan memberikan tanggapana berupa jawaban ataupun solusi pada kolom komentar. 

Referensi 
http://heriirawan75.blogspot.com/2014/12/landasan-penggunaan-media-pembelajaran.html
http://imnovita.blogspot.com/2015/11/landasan-teoritis-penggunaan-media.html
http://syifajulia.blogspot.com/2012/04/landasan-penggunaan-media-pembelajaran.html



Comments

  1. Apa manfaat multimedia bagi siswa dan guru

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Tulisan ini sudah bagus
    Pada tulisan ini saudara telah menuliskan 5 landasan. yang ingin saya tanyakan bagaimna landasan tersebut ada dan apakah 5 landasan tersebut sudah menjadi dasar media atau ada landasan yang lain dari 5 landasan tersebut

    ReplyDelete
  4. Padan landasan filosofi dikatakan bahwa siswa dapat mempunyai banyak pilihan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dg karateristik pribadinya. Bagaimana jika dalam satu lokal terdapat berbagai macam karateristik pribadi siswa, bagaiman kita sebagai guru membuat media sesuai dg perbedaan karateristik kepribadian siswa tersebut?

    ReplyDelete
  5. Dari pemaparan diatas saya belum memahami mengapa landasan filosofis di jadikan landasan dalam penggunaan media pembelajaran

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Izin tanya gan.
    Bagaimana karakteristik landasan psikologis? Kapan landasan tersebut kita jadikan acuan penggunaan media?

    ReplyDelete
  8. Izin bertanya bang,bagaimana tanggapan anda tentang pernyataan "penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi"?

    ReplyDelete
  9. Dari pemaparan penulis, muncul pertanyaan : Jelaskan mengapa media pembelajaran merupakan bagian dari konsep “educational technology” dan “instructional technology”?

    ReplyDelete
  10. Izin bertanya. Berdasarkan pemaparan penulis landasan rasional empiris, pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar. Bagaimana caranya kita mau menyesuaikan media dengan karakteristik pembelajar? Karena pada kenyataannya Di sekolah2 pada umumnya karakteristik siswa berbeda anatara siswa yg satu dengan yg lainnya.

    ReplyDelete
  11. izin bertanya kak.
    apakah ada landasan teori media pembelajaran selain dari kelima landasan yang telah kakak paparkan di atas ??
    jika ada, tolong kakak jelaskan.
    terimakasih sebelumnya kakak.

    ReplyDelete
  12. kenapa penggunaan multimedia pembelajaran harus berdasarkan landasan teori di atas ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Matematika

Domain Psikomotor dalam Pembelajaran Matematika

Kerangka Kerja Penilaian Hasil belajar di kelas pembelajaran Matematika