Kerangka Kerja Penilaian Hasil belajar di kelas pembelajaran Matematika
Hai sobat misqueeen :D, eh sobat matematika maksudnya hahaha
Kamu ingin tahu bagaimana kerangka kerja penilaian hasil belajar di kelas pembelajaran matematika? selamat!! artikel ini untuk kamu !!
saya berikan gambaran dulu untuk kerangka evaluasi dalam pembelajaran, berikut bagannya
Nah proses penilaian itu dilakukan ketika pembelajaran berlangsung ataupun sesudah pembelajaran.
Sebelum itu kita harus tahu dulu pengertian penilaian itu apa. Penilaian merupakan sebuah kegiatan evaluasi yang wajib dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. tujuan penilaian adalah untuk melihat kemampuan siswa dan keefektifan pembelajaran yang dilaksanakan.
menurut Asrul (2014: 99) ada beberapa langkah dalam melakukan proses penilaian di kelas, yaitu sebagai berikut.
- Menjabarkan Indikator ke dalam instrumen penilaian
Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi tiga instrumen penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
- menentukan jenis tagihan
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain: Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Ulangan Blok, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Responsi atau Ujian Praktik, Laporan Kerja Praktik dan lain-lain.
- Bentuk Instrumen tes
Seperti telah dikemukakan di depan, bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain: Pilihan Ganda, Uraian objektif, Uraian Non-objektif/Uraian Bebas, Jawaban Singkat atau Isian Singkat, Menjodohkan. Performans, Portofolio dan lain-lain.
- melakukan penilaian
guru dapat melakukan penilaian dari 3 ranah berdasarkan Taksonomi Bloom yaitu dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. untuk penilaian kognitif digunankan tes tertulis yaitu pilihan ganda ataupun esai. Sedangkan penilaian afektif dengan melakukan pengamatan.
Kamu ingin tahu bagaimana kerangka kerja penilaian hasil belajar di kelas pembelajaran matematika? selamat!! artikel ini untuk kamu !!
saya berikan gambaran dulu untuk kerangka evaluasi dalam pembelajaran, berikut bagannya
Nah proses penilaian itu dilakukan ketika pembelajaran berlangsung ataupun sesudah pembelajaran.
Sebelum itu kita harus tahu dulu pengertian penilaian itu apa. Penilaian merupakan sebuah kegiatan evaluasi yang wajib dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. tujuan penilaian adalah untuk melihat kemampuan siswa dan keefektifan pembelajaran yang dilaksanakan.
menurut Asrul (2014: 99) ada beberapa langkah dalam melakukan proses penilaian di kelas, yaitu sebagai berikut.
Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi tiga instrumen penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
- menentukan jenis tagihan
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain: Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Ulangan Blok, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Responsi atau Ujian Praktik, Laporan Kerja Praktik dan lain-lain.
- Bentuk Instrumen tes
Seperti telah dikemukakan di depan, bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain: Pilihan Ganda, Uraian objektif, Uraian Non-objektif/Uraian Bebas, Jawaban Singkat atau Isian Singkat, Menjodohkan. Performans, Portofolio dan lain-lain.
- melakukan penilaian
guru dapat melakukan penilaian dari 3 ranah berdasarkan Taksonomi Bloom yaitu dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. untuk penilaian kognitif digunankan tes tertulis yaitu pilihan ganda ataupun esai. Sedangkan penilaian afektif dengan melakukan pengamatan.
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
adapun bentuk rubrik penilaian kognitif pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut.
adapun bentuk rubrik penilaian kognitif pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Rubrik penilaian kognitif
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
adapun untuk rubrik penilaian afektif adalah sebagai berikut.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Adapun untuk rubrik penilaian keterampilan adalah sebagai berikut.
Yang terpenting dari 3 ranah penilaian diatas adalah pada ranah sikap, karena kurikulum 2013 lebih fokus pada mengembangkan sikap yang baik untuk menghadapi era disruption. Guru disruption, pasti bisa microsoftoffice. Ia tak sekadar berbicara di depan kelas. Ia mampu mengelola kelas secara manual atau online. Ia mampu meng-upload materi/bahan ajar ke sistem. Tidak menyuruh siswanya yang meng-upload-kan. Ia juga aktif dalam pembelajaran secara online dengan membuat grup-grup diskusi. Ia aktif menjawab setiap pertanyaan oleh siswa di grupnya.
Setiap harinya ada sesuatu yang baru. Mengapa? Karena ia rajin membaca. Tak semata-mata mengajar bersumber dari LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibeli dari penerbit. Ia justru, aktif menulis/membuat LKS/modul sendiri, karena sesuai dengan kebutuhan mengajarnya. Materi-materi yang ia sampaikan bisa diterima oleh siswa, karena ia sudah mengidentifikasi/menganalisis kebutuhan materi yang akan disajikan.
Ia tidak asal mengajar. Lalu, membacanya ke siswa. Ia membuat mindmapping-nya terlebih dahulu. Mencari atau menulis cerita motivasi ke siswa sebagai apersepsinya. Tidak hanya mengajar yang rutinitas. Setiap hari ia mengajar pasti ada perbedaaan. Itulah guru di era disruption.
Jika gurunya tidak siap di era disruption, pastinya akan terjadi petaka di dunia pendidikan. Pendidikan akan hanya menjadi copy paste saat membuat makalah. Buku hanya sekadar tumpukan koleksi, tanpa dibaca. Jurnal penelitian kependidikan dicari saat dibutuhkan. Workshop dilakukan saat mengumpulkan angka kredit saja.
Menurut saya, disruption bagi guru, solusinya, adalah pengembangan diri. Bagaimana pendidikan akan maju, jika masalah disruption saja, tidak mampu menangani. Inovasi dan pembaruan itulah kuncinya. Mengajar dengan inovasi. Pembaruan-pembaruan dalam pembelajaran pasti dapat. Mengajar tidak hanya dengan ceramah, menggunakan LKS, dan penugasan. Lalu, selesai. Itu bukan guru disruption.
Demikian penjelasan mengenani kerangka penilaian dalam pembelajaran matematika.
Menurut teman-teman apakah semua sekolah dan guru-guru nya sudah menerapkan penilaian seperti kerangka kerja diatas? Permasalahan apa yang sering ditemui guru dalam melakukan penilaian kelas?Berikan alasannya!
Referensi:
Asrul, dkk. 2014. Evaluasi pembelajaran. Medan: Citapustaka Media
http://guraru.org/guru-berbagi/sharing-instrumen-dan-rubrik-penilaian-afektif-kognitif-psikomotorik-untuk-kurikulum-2013/
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKendala guru dalam menerapkan penilaian kelas
ReplyDeleteadalah penyusunan soal yang banyak, format yang terlalu rumit membuat guru
kerepotan dalam melakukan penilaian kepada setiap peserta didik. Selain itu juga
terdapat kendala lain yakni waktu untuk menyusun dan melaksanakan penilaian autentik
sangat terbatas. Sehingga guru kurang maksimal dalam menyusun dan melaksanakan
penilaian autentik. Banyaknya aspek yang harus dinilai dalam penilaian Kurikulum
2013, sehinggaguru membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan penilaian.
Penilaian harus dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran, sehingga membuat
proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Upaya yang dilakukan guru untuk
mengatasi kendala tersebut adalah berharap ruang lingkup pada penilaian diharapkan
dapat diperkecil. Dan guru-guru berharap Pemerintah memberikan pelatihan yang lebih
dalam lagi kepada guru-guru yang belum memahami Kurikulum 2013. Guru juga dapat
mengatasi hambatan tersebut dengansegera merekap nilaisiswa agar tidak menumpuk
dan menyelesaikan penilaian setelah prosespembelajaran berakhir.
Menjawab pertanyaan dari penulis.
ReplyDeletemenurut saya semua sekolah dan guru-guru sudah menerapkan penilaian seperti kerangka kerja yang penulis paparkan, karena menurut Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa. Jadi bisa dikatakan bahwa guru secara tidak langsung telah melakukan proses penilaian kelas.
Menurut saya untuk format penilaiannya guru telah menerapkan langkah-langkah proses penilaian kelas diatas. Yaitu menjabarkan indikator, menentukan jenis tagihan, bentuk instrument tes, dan melakukan penilaian semua ini sudah tertuang didalam RPP yang dibuat oleh guru. Untuk masalah yang sering ditemui guru yaitu waktu yang kurang dalam pelaksanaan semua proses penilaian diatas.
ReplyDelete