Diagnosis permasalahan pada pembelajaran matematika
Hai sobat blogger....
udah satu tahun sejak 2018 kemarin blog ini gak aktif karena ada beberapa kesibukan. kali ini saya akan mulai menulis lagi, kali ini dengan topik "permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran matematika". disini saya akan menjelaskan apa saja permasalahan yang sering terjadi, kemudian apa yang menjadi penyebabnya, apa tindakan perbaikan yang dilakukan, kemudian apa tindakan pencegahan agar masalah tersebut tidak terulang.
Dalam melihat masalah ini, kami melakukan survei ke salah satu sekolah di jambi yaitu SD Al-Azhar jambi. Dimana disini kami meninjau siswa kelas 6. Untuk mempermudah teman-teman melihat apa saja masalah-masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa, yuk simak tabel dibawah ini:
itulah beberapa permasalahan yang kami temui dalam observasi kegiatan pembelajaran matematika di SD Al-Azhar Jambi.Serta kami juga berikan solusi berupa tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan agar masalah serupa tidak terjadi lagi.
Namun disini saya akan membahas lebih spesifik lagi permasalahan yang kami lihat yaitu dilihat dari taksonomi bloom di ranah afektif. pada ranah afektif terdapat 5 kata kerja operasional yaitu menerima (A1), Menanggapi (A2), menilai (A3), mengelola (A4) dan menghayati (A5). pada proses menerima (A1) semua siswa kelas 6 sd Al - Azhar dapat mengikuti pelajaran dengan baik, pada awal pembelajaran mereka memperhatikan guru menjelaskan di papan tulis, pada proses menanggapi (A2) juga sebagian besar siswa bisa, guru mempersilahkan beberapa siswa yang berani untuk mengerjakan soal di papan tulis. namun pada proses menilai (A3), mengelola (A4) dan menghayati (A5) sebagian besar siswa belum dapat mencapai proses tersebut.
berdasarkan pemaparan diatas, saya minta bantuan teman-teman untuk menjawab masalah berikut.
1. Dilihat dari tabel diatas permasalahan yang terjadi di kelas 6 SD Al- Azhar Jambi lebih banyak terjadi pada guru ketimbang siswa, menurut pendapat teman-teman apakah benar demikian? apakah hal ini juga berlaku sama di sekolah lain?
2. Dari tabel diatas juga apakah permasalahan hanya pada ranah afektif saja, bagaimana dengan ranah kognitif & psikomotoriknya?
3. Silahkan sharing pendapat teman-teman di kolom komentar apabila ada permasalahan lain yang mungkin ditemui di sekolah lain
udah satu tahun sejak 2018 kemarin blog ini gak aktif karena ada beberapa kesibukan. kali ini saya akan mulai menulis lagi, kali ini dengan topik "permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran matematika". disini saya akan menjelaskan apa saja permasalahan yang sering terjadi, kemudian apa yang menjadi penyebabnya, apa tindakan perbaikan yang dilakukan, kemudian apa tindakan pencegahan agar masalah tersebut tidak terulang.
Gambar 1. Guru menjelaskan materi Luas dan Volume limas
Gambar 2. Siswa mengerjakan latihan
Dalam melihat masalah ini, kami melakukan survei ke salah satu sekolah di jambi yaitu SD Al-Azhar jambi. Dimana disini kami meninjau siswa kelas 6. Untuk mempermudah teman-teman melihat apa saja masalah-masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa, yuk simak tabel dibawah ini:
MASALAH
|
TINDAKAN PERBAIKAN
|
TINDAKAN
PENCEGAHAN
|
Dari
segi Guru:
|
||
Apersepsi kurang
|
Sebelum
masuk ke materi selanjutanya, sebaiknya Guru me-review pelajaran sebelumnya yang telah dipelajari.
|
Menyiapkan
RPP
|
Metode yang digunakan hanya metode ceramah.
|
Seharusnya
bisa menggunakan media atau alat praga.
|
Meyiapkan
RPP
|
Guru tidak menguasai materi.
|
Guru
harus lebih tegas dan menumbuhkan rasa percaya diri ketika mengajar di kelas.
|
Memepersiapkan
diri sebaik mungkin sebelum masuk kelas.
|
Suasana kelas kurang dapat dikontrol
oleh Guru.
|
Seharusnya
Guru memberikan perhatian kepada isi kelas agar dapat dikontrol.
|
Mampu
membaca situasi kelas sebelum proses belajar mengajar dimulai.
|
Rendahnya profesionalisme Guru
|
Meningkatkan
kopetensi Guru.
|
Mengikuti
pelatihan.
|
Dari
segi Siswa
|
||
Kurang fokus dalam belajar
Suasana kelas tidak kondusif
Tidak ada feedback dari siswa terhadap penjelasan guru.
|
Adanya
motivasi dukungan dari orangtua dan lingkungan sekitar.
|
Kembali
ke Guru.
|
Namun disini saya akan membahas lebih spesifik lagi permasalahan yang kami lihat yaitu dilihat dari taksonomi bloom di ranah afektif. pada ranah afektif terdapat 5 kata kerja operasional yaitu menerima (A1), Menanggapi (A2), menilai (A3), mengelola (A4) dan menghayati (A5). pada proses menerima (A1) semua siswa kelas 6 sd Al - Azhar dapat mengikuti pelajaran dengan baik, pada awal pembelajaran mereka memperhatikan guru menjelaskan di papan tulis, pada proses menanggapi (A2) juga sebagian besar siswa bisa, guru mempersilahkan beberapa siswa yang berani untuk mengerjakan soal di papan tulis. namun pada proses menilai (A3), mengelola (A4) dan menghayati (A5) sebagian besar siswa belum dapat mencapai proses tersebut.
berdasarkan pemaparan diatas, saya minta bantuan teman-teman untuk menjawab masalah berikut.
1. Dilihat dari tabel diatas permasalahan yang terjadi di kelas 6 SD Al- Azhar Jambi lebih banyak terjadi pada guru ketimbang siswa, menurut pendapat teman-teman apakah benar demikian? apakah hal ini juga berlaku sama di sekolah lain?
2. Dari tabel diatas juga apakah permasalahan hanya pada ranah afektif saja, bagaimana dengan ranah kognitif & psikomotoriknya?
3. Silahkan sharing pendapat teman-teman di kolom komentar apabila ada permasalahan lain yang mungkin ditemui di sekolah lain
Di atas memang hanya di bahas pada ranah afektifnya saja untuk masalah kognitif dan pisikomotor memilki permasalahan tersendi seperti yang sudah di jelas dalam tak sanomi bloom yang telah membahas masing-masing ranah tersebut.
ReplyDeleteMenjawab pertanyaan pertama, krn anda yg melakukan pengamatan jadi anda lah yg seharusnya lebih tau.
ReplyDeleteYg kedua, ada jg dari segi kognitif, hal ini dibuktikan dgn tdk adanya feedback dari siswa.
Menjawab pertanyaan yg pertama.
ReplyDeleteMenurut saya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yg hanya terjadi pada guru itu tidak berlaku pada semua sekolah, ada juga sekolah yg permasalahannya lebih banyak terjadi pada siswa.