Refleksi Perkuliahan Evaluasi proses dan Pembelajaran Matematika



Haiiii sobat matematika, kembali lagi di blog saya, pada kesempatan kali ini saya akan melakukan refleksi atau saya ingin share kepada teman-teman sekalian mengenai apa yang telah saya dapatkan dari artikel-artikel yang saya tulis sebelumnya.
jadi langsung saja pada tulisan kali ini saya akan menulis beberapa poin-poin penting yang saya dapatkan dari artikel yang pernah saya tulis, yang berjudul "Diagnosis Permasalahan Pembelajaran Matematika".

Nama              : M. RAFIQ
NIM                : P2A918001
Materi             : Diagnosis Permasalahan pada Pembelajaran Matematika

Jurnal 1
Question number
Question
5 Februari  2019
1
Apa yang telah saya pahami?
Diagnosis permasalahan pada pembelajaran matematika
Beberapa permasalahan yang ditemui saat  observasi di sekolah Al-Azhar.
Dari segi guru:
permasalahan
a.       Kurangnya apersepsi
b.      Metode yang digunakan hanya metode ceramah
c.       Guru tidak menguasai materi
d.      Suasana kelas yang kurang dapat dokontrol oleh guru
e.       Kurangnya profesionalisme guru dalam mengajar
Tindakan perbaikan
a.       Sebelum masuk ke materi selanjutanya, sebaiknya Guru me-review pelajaran sebelumnya yang telah dipelajari.
b.      Seharusnya bisa menggunakan media atau alat praga.
c.       Guru harus lebih tegas dan menumbuhkan rasa percaya diri ketika mengajar di kelas
d.      Seharusnya Guru memberikan perhatian kepada isi kelas agar dapat dikontrol.
e.       Meningkatkan kopetensi Guru.
Tindakan pencegahan
a.       Menyiapkan RPP
b.      Mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum masuk ke kelas
c.       Mampu membaca situasi kelas sebelum proses belajar mengajar dimulai
d.      Mengikuti pelatihan
Dari segi siswa:
Permasalahan:
a.       Kurang fokus dalam belajar suasana kelas tidak kondusif
b.      Tidak ada feedback dari siswa terhadap penjelasan guru.
Tindakan perbaikan:
Adanya motivasi dukungan dari orang tua dan linkungan sekitar .
2
Apa yang belum saya pahami?
Dalam melakukan diagnosis permasalahan dalam pembelajaran ini mungkin diperlukan beberapa teknik pengumpulan data, bukan hanya observasi saja. Mungkin terdapat beberapa teknik pengambilan data yang belum saya lakukan dan belum saya pahami.
Beberapa permasalahan yang ditemui juga sebagian atau hampir keseluruhan ada pada ranah afektif, namun disini saya tidak memahami permasalahan pada ranah kognitif dan ranah psikomotor.
3
Usaha-usaha apa saja yang dilakukan supaya saya paham?
Mencoba mencari literatur-literatur dan buku yang membahas tentang permasalahan pada ranah kognitif dan ranah psikomotor yang sering terjadi di kelas. Saya juga mewawancarai guru yang bersangkutan untuk di tanyai mengenai permasalahan di ranah kognitif dan psikomotor.
4
Apa yang saya dapatkan dari teman?
Ternyata banyak permasalahan yang di temui saat pembelajaran berlangsung selain dari yang saya jelaskan diatas. Baik dari ranah afektif, psikomotorik dan kognitif.
5
Apa yang saya berikan kepada teman?
Memberikan pendapat mengenai tindakan perbaikan dan pencegahan dari  beberapa permasalahan yang ditemui.


PENILAIAN OTENTIK
(Weekly journal)

Nama              : M. RAFIQ
NIM                : P2A818001
Materi             : Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Matematika

Jurnal 4
Question number
Question
14 Februari 2019
1
Apa yang telah saya pahami?

  1.          Penilaian afektif adalah penilaian dasar dari sikap, minat, dan nilai siswa.
  2.         Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisplinannya, motivasinya, penghargaan atau rasa hormat terhadap gurunya.
         Aspek penilaian afektif terdiri dari:
a.       Menerima (receiving)
b.      Menanggapi (responding)
c.       Menilai (Valuing)
d.      Mengorganisasi (organization)
e.       Membentuk watak (Characterization)
Di dalam matematika komponen afektif yang penting untuk diukur yaitu:

  1.       .  Sikap siswa terhadap matematika yang menyangkut perbuatan, perasaan, pikiran siswa yang didasarkan pada pendapat atau keyakinan pribadi. Sikap siswa dalam belajar matematika dapat positif, negatif, atau netral.
  2.     .    Minat siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan keingintahuan, kecenderungan (hati) siswa yang tinggi, gairah atau keinginan terhadap pelajaran matematika.
  3.      .    Konsep diri siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan pandangan terhadap kemampuan diri dalam belajar matematika. Misalnya batas kemampuan diri,   kemanfaatan belajar matematika, dll.
2
Apa yang belum saya pahami?
Bagaimanakah langkah-langkah menyusun instrumen penilaian afektif?
3
Usaha-usaha apa saja yang dilakukan supaya saya paham?
Mencoba untuk mendiskusikannya bersama teman kelas yang lebih paham mengenai apa yang belum saya pahami dan mencoba menanyakannya kepada orang yang telah berpengalaman dalam proses pembelajaran di sekolah, yang terakhir saya mencoba mencari sumber-sumber terkait dari artikel lain yang dapat membantu saya untuk lebih memahaminya.
4
Apa yang saya dapatkan dari teman?
Setelah melakukan diskusi tentang apa yang tidak saya pahami, maka saya dapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, guru perlu menyusun instrumen penilaian afektif. Adapun langkah-langkahnya:

  1.       Memilih ranah afektif yang akan dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat siswa.
  2.       Menentukan indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran. Misalnya, persentase kehadiran atau ketidakhadiran dikelas, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, penyelesaian tugas-tugas yang diberikan, kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar.
  3.       .   Menentukan jenis skala yang digunakan.
  4.           Menulis draft instrumen penilaian.
  5.       Penelaahan dan meminta masukan teman (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian yang telah dibuat.
  6.       .   Revisi instrumen penilaian jika ada yang tidak sesuai.
  7.      .    Memberikan instrumen penilaian kepada siswa .
  8.       .   Pemberian skor.
  9.       .   Analisis hasil.
5
Apa yang saya berikan kepada teman?
Mampu menyumbangkan pendapat terhadap apa yang teman saya belum pahami, dengan membantu mereka untuk mencari sumber-sumber terkait.


PENILAIAN OTENTIK
(Weekly journal)

Nama              : M. RAFIQ
NIM                : P2A918001
Materi             : Kerangka Kerja dalam Penilaian Kelas pada Pembelajaran Matematika

Jurnal 2
Question number
Question
21 Februari 2019
1
Apa yang telah saya pahami?
·      Kerangka Kerja dalam penilaian kelas matematika mencakup, yaitu:
1.      Standar dan prinsip penilaian
2.      Kecakapan dan kompetnsi matematika
3.      Level kompetensi matematika
4.      Metode penilaian kelas
·      Beberapa Aspek yang berperan penting dalam setiap bentuk penilaian, diantaranya:
1.      Konteks;
2.       Jarak ke siswa (konteks yang berhubungan dengan kehidupan, sosial, masyarakat, ddl);
3.      Relevansi dan sesuai dengan peran konteks;
4.      Dapat membedakan yang nyata, buatan dan konteks virtual;
5.      Ceramah;
6.      Observasi;
7.      Pekerjaan rumah;
8.      Penilaian diri;
9.      Penilaian sejawat;
10.  Productions sendiri;
11.  Pilihan ganda;
12.  (Closed) Pertanyaan Terbuka;
13.  (Open) Pertanyaan Terbuka;
14.  Esai;
15.  Tugas lisan dan Wawancara
16.  Jurnal.
·      Kriteria penilaian harus bersifat publik dan diterapkan secara konsisten
2
Apa yang belum saya pahami?
1.         Mengapa penilaian kelas harus dilakukan secara terbuka?
2.         Bagaimana metode untuk penilaian kelas, karena dari artikel yang saya dapatkan saya belum menemukan metode untuk penilaian kelas?
3
Usaha-usaha apa saja yang dilakukan supaya saya paham?
Mencoba untuk mendiskusikannya bersama teman kelas yang lebih paham mengenai apa yang belum saya pahami dan mencari sumber-sumber dari artikel lain yang dapat membantu saya untuk lebih memahaminya.
4
Apa yang saya dapatkan dari teman?
Setelah melakukan diskusi tentang apa yang tidak saya pahami, maka saya dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.      Penilaian kelas itu dilakukan secara terbuka karena siswa perlu tahu tujuan dari tes yang diberikan itu untuk apa dan apa yang diharapkan oleh guru, bagaimana pelaksanaan penilaian tersebut, dan bagaimana pengolahan nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera dan dapat diterima. Sehingga terjadi keterbukaan penilaian antara siswa dan guru.
2.      Metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk mendapatkan informasi keadaan belajar dan prestasi peserta didik di kelas antara lain:
a.       Teknik tes (tes tertulis, tes objektif/pilihan ganda).
b.      Teknik non-tes (observasi/pengamatan langsung kepada siswa, wawancara, angket).
5
Apa yang saya berikan kepada teman?
Mampu menyumbangkan pendapat terhadap apa yang teman saya belum pahami, dengan menjawab beberapa pertanyaan yang teman saya ajukan di blognya masing-masing.
  

  

PENILAIAN OTENTIK
(Weekly journal)

Nama              : M. RAFIQ
NIM                : P2A918001
Materi             : Domain Psikomotor dalam Pembelajaran Matematika

Jurnal 3
Question number
Question

  • 25 Februari 2019
1
Apa yang telah saya pahami?
·      Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
·      Ranah Psikomotor meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
·      Kemampuan psikomotor yang dipelajari siswa dalam belajar matematika tidak dapat terlepas dari kemampuan kognitif dan afektifnya. Maka soal-soal yang digunakan untuk menilai ketiga kemampuan tersebut dapat diintegrasikan.
·      Penilaian psikomotor berguna untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan kinerja tertentu.
·      Penilaian psikomotor dapat berupa penilaian tertulis, penilaian identifikasi, penilaian simulasi, dan penilaian contoh kerja. Dalam kegiatan penilaian psikomotor, pengamatan berperan pada saat penilaian yang tidak tertulis.
2
Apa yang belum saya pahami?
1.      Saat ini guru lebih banyak memperhatikan aspek kognitif siswa, sedangkan aspek afektif dan psikomotor sering terabaikan dan jarang diperhatikan, sehingga setelah mereka lulus dari sekolah, masyarakat sering mengeluh terhadap produk pendidikan yang kurang terampil. Melihat dari permasalahan tersebut, Kenapa bisa demikian? Lalu solusi apa yang bisa diberikan agar masalah tersebut bisa di atasi?
2.      Bagaimanakah cara menyusun instrumen yang layak digunakan untuk menilai psikomotor atau keterampilan siswa?
3
Usaha-usaha apa saja yang dilakukan supaya saya paham?
Mencoba untuk mendiskusikannya bersama teman kelas yang lebih paham mengenai apa yang belum saya pahami dan mencoba menanyakannya kepada orang yang telah berpengalaman dalam proses pembelajaran di sekolah, yang terakhir saya mencoba mencari sumber-sumber terkait dari artikel lain yang dapat membantu saya untuk lebih memahaminya.
4
Apa yang saya dapatkan dari teman?
Setelah melakukan diskusi tentang apa yang tidak saya pahami, maka saya dapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Hal demikian dapat terjadi dikarenakan saat ini masyarakat termasuk orangtua untuk memandang seseorang itu pintar dilihat dari nilai yang didapatkan oleh anak tersebut, misalkan anak tersebut dikatakan pintar matematika jika dia mendapat nilai matematika yang tinggi hal ini berarti kepintaran seseorang itu hanya dilihat dari segi kognitifnya saja, sedangkan untuk keterampilannya dalam bidang matematika diabaikan. Seharusnya guru maupun orangtua jangan hanya mengasah integensi anak saja, jangan hanya mengejar nilai anak yang bagus, menjadikan anak tersebut pintar. Jika hanya berfokus pada ranah kognitif, maka hanya akan menghasilkan generasi yang pintar tapi tidak berbudi pekerti dan miskin keterampilan. Karena kesuksekan anak dimasa depan itu tidak atau sedikit sekali bergantung pada intelegensi, tetapi yang dibutuhkan itu adalah karakter dan skill (keterampilan) dari anak tersebut.
5
Apa yang saya berikan kepada teman?
Mampu menyumbangkan pendapat terhadap apa yang teman saya belum pahami, dengan menjawab beberapa pertanyaan yang teman saya ajukan di blognya masing-masing.




nah demikin teman-teman refleksi yang saya buat, mungkin jika teman-teman sekalian ingin bertanya sesuatu mengenai hal-hal yang saya tulis diatas, silahkan teman-teman meninggalkan komentar dibawah.
terima kasih.... wassalamualaikum wr.wb

Comments

  1. Jackpot City, Cabernet, CA - Mapyro
    Welcome 김해 출장마사지 to 부천 출장샵 Jackpot City, Cabernet, 오산 출장샵 CA. Located just a few minutes from Sacramento's Boardwalk, this casino is within a 10-minute walk of Harrah's งานออนไลน์ Casino and 군산 출장안마

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Matematika

Domain Psikomotor dalam Pembelajaran Matematika

Kerangka Kerja Penilaian Hasil belajar di kelas pembelajaran Matematika